SURABAYA – Fasilitas pengelolaan lingkungan hidup sangat
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan/program lingkungan agar berjalan secara
optimal. Di SDN Wonokusumo V, ada 2 tong komposter aerob bantuan dari Dinas
Kebersihan Pertamanan Surabaya. 2 tong komposter aerob ini baru berumur 2
minggu di sekolah ini, tapi sudah terisi penuh dengan sampah organik.
Para siswa mendapat pengarahan dari Kak Bambang, Tunas Hijau, tentang cara pengolahan kompos
2 tong baru ini dimanfaatkan para kader untuk
pengolahan sampah organik, khususnya sampah dedaunan. “Saya sudah membiasakan
para kader untuk mengumpulkan sampah organik untuk dimasukan ke dalam tong
pengomposan ini,” ucap Dewi, guru pembimbing lingkungan hidup SDN Wonokusumo V
kepada Tunas Hijau saat pembinaan lingkungan bersama Eco Mobile PJB, Rabu
(13/1).
Dengan fasilitas tersebut, sekolah berharap untuk tidak
lagi mengirim sampah organik keluar sekolah. “Kami selaku pihak sekolah tidak
ingin membebankan sampah organik milik sekolah kita kepada petugas kebersihan
atau ke TPS terdekat, maka dari itu kami memanfaatkan tong ini untuk media
pembelajaran dan pengomposan,” tambah Dewi.
Sayangnya, salah satu dari 2 tong tersebut terdapat
sampah plastik. Hal tersebut dapat memperlambat penguraian sampah organik
menjadi kompos. “Jangan memasukan sampah plastik ke dalam sini ya. Hal ini bisa
memperlambat penguraian sampah dedaunan,” ujar Bambang, aktivis senior Tunas
Hijau.
Untuk mempercepat pembusukan, sampah organik harus dipotong kecil-kecil
Bambang juga memberi trik cara mempercepat pengolah
sampah dedaunan dalam media tong komposter aerob. “Kalau bisa dedaunan ini
dicacah terlebih dahulu ya, supaya penguraian dapat lebih cepat,” tambahnya.
Selain bantuan 2 tong komposter aerob, sekolah ini
juga mendapat bantuan berupa kompos siap pakai sebanyak 1 pick up. “Kompos
bantuan ini, sudah kami tebarkan di beberapa pot tanaman di sekitar halaman
sekolah kami ini,” tambah Dewi.(http://eco-mobile.tunashijau.org/?p=3754#more-3754)